shtandovebg.com

Alat Pemurni Limbah Batik Ciptaan Unsoed Sabet Medali di Korea

Foto: Arbi Anugrah/

Jakarta - Tim peneliti dari Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto yang terdiri dari dosen dan mahasiswa ini berhasil menciptakan alat pemurni air limbah pewarna batik maupun tekstil dari berbagai jenis jamur. Bahkan hasil penelitian mereka berhasil menyabet medali perak dalam gelaran Soul International Invention Fair (SIIF) 2019 di Seoul Korea Selatan pada 27-30 November 2019 lalu.

Tim peneliti tersebut terdiri Dosen Biologi Ratna Stia Dewi, serta sejumlah mahasiswanya yakni Dwi Ayu Lutfiani Amalia, Maulana Nur Ardian, Sakinan Mawaddah Siregar, Ramadi Habib Fathurrohim dan Asilah Resty Nurfadilah. Mereka melakukan uji coba dengan mengambil sampel limbah batik dari Kecamatan Sokaraja, Banyumas serta membuat alat menyerupai kincir air untuk meletakkan media jamur pada alat tersebut.



ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari yang kami perlakukan mulai hari pertama hingga ke 5 sampai hari ke 12 warnanya sudah bisa menurun sampai 60% dan 14 hari sudah 93%. Cara kerjanya seperti kincir air, diujicobakan dengan limbah batik di Sokaraja, warnanya coklat kehitaman, setelah 14 hari warnanya agak bening penurunannya 93%. Dalam 1 minggu sudah 60% lalu kami ganti membran jamurnya dan minggu kedua sudah 93%," kata Ratna Stia Dewi kepada wartawan di Laboraturium Biologi Unsoed, Senin (16/12/2019).

Alat Pemurni Limbah Batik Ciptaan Unsoed Sabet Medali di Korea Foto: Arbi Anugrah/


Menurut dia, jamur yang didapatkan untuk memurnikan limbah pewarna batik dan tekstil tersebut tidak didapatkan pada semua jenis jamur. Jamur yang itu didapatkannya dari hasil limbah organik, sehingga dirinya memanfaatkan limbah organik untuk mengatasi masalah limbah..

"Saya memang menekuni seleksi jamur mulai dari jamur mikroskopis maupun jamur makroskopis, saya cobakan dari berbagai tempat dan jamur dan sudah ribuan jamur yang sudah saya cobakan dan ini jamur yang sudah saya teliti sebelumnya dan itu saya aplikasikan disini. jamur terpilih yang dipakai, seperti Aspergillus, Pleurotus, Trichoderma dan Penicillium, ada 4 macam yang berperan utama di membran utama itu," ujarnya.

Untuk membuat alat ujicobanya tersebut, timnya hanya mengeluarkan dana sekitar Rp 300 ribu dan membuat alat mirip seperti kincir air yang yang sudah diberikan jamur dan bekerja dengan cara berputar untuk memobilisasi air limbah tersebut hingga menjadi murni kembali.

"Alatnya memang jatuh bangun kita buat alat ini, kesulitan buat alat ini dari ide kita untuk bisa diterapkan di lingkungan memang tidak mudah. Kemudian jamurnya diletakkan di mana, bagaimana putarannya bagaimana bisa menurunkan warnanya, sampai hari H sebelum kami berangkat (menuju kompetisi di Korea) sudah bisa menemukan alat ini dan diterapkan di kolam limbah dan berputar alatnya, ada jamurnya bisa memperlakukan limbah itu supaya bisa menjadi menurun," jelasnya.

Hingga akhirnya hasil penelitian mereka yang berjudul "D'Mushwheel : Decolorization Of Batik Westewater using Mushroom Wheel" masuk dalam gelaran Seoul International Invention Fair (SIIF) 2019, di Seoul Korea.

Kompetisi dan pameran produk riset itu diikuti kurang lebih 635 inventor dari 30 negara di seluruh dunia yang melingkupi kalangan mahasiswa hingga perusahaan multinasional.

Alat Pemurni Limbah Batik Ciptaan Unsoed Sabet Medali di Korea Foto: Arbi Anugrah/


"Di taraf nasional lolos diantara peserta lainnya, akhirnya kami dikirim untuk mewakili Indonesia ke kancah Internasional dan mendapatkan mendali silver," ucapnya.

Dia menjelaskan jika alat dan jamur hasil penelitian mereka itu juga bisa diterapkan limbah pewarna apapun. Pasalnya intinya yang menjadi masalah utama dari pewarna karena mengandung ikatan benzena yang sangat banyak.

"Di dalam pewarna itu tidak bisa didegradasi secara alami, kemudian ada logam beratnya yang ada di pewarna itu, makanya kenapa kalau warna batik yang mahal itu tidak luntur, karena ada logam beratnya yang mengikat kuat. Kalau dilihat komposisinya dalam limbah batik itu ada berbagai campuran logam berat yang sangat membahayakan kesehatan," ucapnya.



Dia mengungkapkan jika alat pemurni air limbah tersebut juga bisa diterapkan pada Sungai Bengawan Solo yang tercemar limbah pabrik.

"Sangat bisa. Kebetulan saya sudah dipanggil oleh Pemkot Pekalongan, untuk mempresentasikan hasil temuan saya ini," ungkapnya.

Saat ini, lanjut dia, alat hasil penelitiannya tersebut tengah didaftarkan HAKI. Dia berharap alat tersebut nantinya dapat dimanfaatkan untuk penelitian dan masyarakat secara luas.

Simak Video "Siap-siap! 10,3 Juta Pemudik Diprediksi Serbu Jogja saat Lebaran"
[Gambas:Video 20detik]
(rns/rns)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat