shtandovebg.com

Menyedihkan, Bumi Sekarat Makin Terpolusi Sejak Industrialisasi

Asap Polusi pabrik. dikhy sasra/ilustrasi/detikfoto
Menyedihkan, Bumi Sekarat Makin Terpolusi Sejak Industrialisasi (Foto: Dikhy Sasra/)

Jakarta -

Banyak dampak positif yang dihasilkan dari Revolusi Industri. Namun, salah satu dampak negatif terbesarnya adalah dampak industrialisasi terhadap lingkungan. Sumber daya alam dieksploitasi, udara kota industri tercemar kabut asap tebal, dan perairan tercemar berat dengan minyak dan puing-puing.

Seiring dengan berlanjutnya industrialisasi, bahkan setelah Revolusi Industri, tanda-tanda kerusakan lingkungan menjadi semakin nyata. Beberapa bencana lingkungan terjadi akibat pesatnya urbanisasi dan polusi yang dibawa oleh industrialisasi ke Bumi.

Polusi yang parah

Dimulai pada pertengahan abad ke-18, Revolusi Industri pertama memperkenalkan teknologi baru ke dunia yang mempercepat produksi dan konsumsi bahan. Revolusi Industri kedua terjadi satu abad kemudian di Amerika Serikat dan berbagai belahan dunia, yang memperkuat cara hidup baru bagi banyak orang. Salah satu dampak lingkungan terbesar dari Revolusi Industri adalah banyaknya polutan yang dilepaskan ke lingkungan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepadatan kota menyebabkan kondisi kehidupan yang tidak sehat dan kotoran di jalanan. Emisi pabrik yang disebabkan oleh mesin uap bertenaga batu bara dilepaskan ke atmosfer. Saluran air tercemar oleh minyak dan puing-puing akibat praktik industri yang tidak tepat yang menyebabkan terjadinya bencana.

Jumlah karbon dioksida yang dilepaskan ke atmosfer Bumi terus meningkat pada awal Revolusi Industri dan terus meningkat sejak saat itu. Dengan meningkatnya industrialisasi, permintaan bahan bakar fosil mulai menunjukkan tren peningkatan emisi berbahaya bagi manusia.

ADVERTISEMENT

Seperti dikutip dari The Collector, dampak emisi ini tidak segera disadari pada tahap awal Revolusi Industri. Banyak tanda-tanda memburuknya industrialisasi di dunia baru terlihat beberapa dekade setelah Revolusi Industri kedua.

Penipisan lapisan ozon, perlindungan alami Bumi terhadap sinar ultraviolet yang berbahaya, disadari oleh para ilmuwan pada tahun 1980an. Polusi udara menyebabkan kabut asap tebal yang disebabkan oleh pabrik-pabrik yang menutupi kota-kota industri. Hal ini menimbulkan risiko kesehatan, seperti penyakit pernapasan bagi penduduk dan merugikan satwa liar.

Masalah kualitas air mulai meningkat karena saluran air pun terkena dampak industrialisasi. Pembuangan limbah, puing-puing, minyak, dan limbah lainnya yang tidak tepat dialirkan ke saluran air.

Tanda-tanda pertama permasalahan kualitas air dimulai pada akhir abad ke-19. Polutan berbahaya yang mengalir ke sungai, aliran sungai, danau, dan lautan menyebabkan penyakit dan wabah penyakit lainnya.

Saluran air adalah bagian dari ekosistem rapuh yang mendukung dan menampung berbagai macam satwa liar. Tumpahan minyak dan polutan yang masuk ke perairan ini menyebabkan hilangnya banyak satwa liar.

Menipisnya sumber daya alam

Salah satu sumber daya alam yang penting bagi industrialisasi adalah batu bara. Sarana lain untuk menghangatkan rumah, membuat besi, dan pabrik listrik dengan cepat digantikan ketika industri pertambangan batu bara komersial berkembang pesat pada awal abad ke-19.

Kayu sebelumnya digunakan untuk memanaskan rumah dan menjalankan pabrik bertenaga air, dan arang digunakan untuk membuat besi. Seiring dengan berkembangnya industri pertambangan batu bara, sumber daya ini digantikan oleh batu bara.

Mesin uap merupakan kontribusi penting bagi Revolusi Industri. Penemu mesin uap, James Watt asal Skotlandia berupaya memperbaiki model mesin uap sebelumnya yang dibuat oleh Thomas Newcomen pada tahun 1700-an.

Hal ini membuat mesin uap cukup efisien untuk menggerakkan pabrik. Batubara digunakan untuk membuat besi untuk mesin uap, juga membantu menghasilkan tenaga. Ketika industrialisasi terus berkembang, kebutuhan akan batu bara juga meningkat.

Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, minyak dan gas alam ikut serta dalam eksploitasi sumber daya alam. Sumur minyak pertama di Amerika Serikat dibor di Pennsylvania pada tahun 1859. Hal ini menyebabkan munculnya era batubara, dan para pengusaha berebut untuk mendapatkan keuntungan dari bisnis tersebut.

Peraturan untuk mengendalikan ekstraksi sumber daya alam kemudian diberlakukan dalam upaya melestarikan sumber daya Bumi yang tidak terbarukan. Menipisnya sumber daya alam menyebabkan rusaknya lahan dan habitat satwa liar, sehingga menurunkan keanekaragaman hayati. Hal ini juga menyebabkan beberapa energi tak terbarukan mempunyai jangka waktu yang lebih pendek untuk habis, dan beberapa di antaranya diperkirakan akan habis pada tahun 2100.

Meningkatnya permintaan batubara dan sumber daya alam lainnya menyebabkan eksploitasi dan penipisan sumber daya tak terbarukan tersebut. Hal ini juga berkontribusi terhadap polusi udara dalam jumlah besar karena penggunaannya di pabrik dan rumah di kota-kota industri.

Praktik penambangan yang tidak tepat juga menyebabkan polutan beracun mengalir ke saluran air. Hal ini mengawali tren pemborosan dan konsumsi berlebihan yang terus berdampak pada lingkungan selama beberapa dekade.

Selanjutnya: Bencana Lingkungan Akibat Revolusi Industri >>>

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat