shtandovebg.com

5 Bencana Akibat Ulah Manusia Paling Parah dan Bersejarah

Bicara kecelakaan nuklir banyak orang teringat dengan peristiwa Chernobyl. Namun, ada sejumlah kecelakaan nuklir lain yang disebut terparah dalam sejarah.
5 Bencana Akibat Ulah Manusia Paling Parah dan Bersejarah. Foto: Dok. Reuters

Jakarta -

Bencana alam seperti puting beliung, topan, gempa, kebakaran, banjir, dan letusan gunung berapi telah menimbulkan dampak yang sangat buruk. Namun, bencana yang disebabkan oleh manusia juga dapat menimbulkan dampak yang sama buruknya terhadap kehidupan banyak orang.

Berikut lima bencana terbesar yang disebabkan oleh manusia yang terjadi dalam sejarah modern seperti dikutip dari Discover.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

[Gambas:Youtube]

ADVERTISEMENT

1. Ledakan Chernobyl

Pada tahun 1986, ledakan reaktor nuklir Nomor 4 di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl melepaskan sejumlah besar bahan radioaktif ke wilayah sekitarnya. Beberapa dari bahan-bahan ini mengandung radioaktif 400 kali lebih banyak dibandingkan bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima, Jepang pada tahun 1945.

Ledakan tersebut diakibatkan oleh eksperimen keselamatan yang dimaksudkan untuk menguji turbin uap dan pompa air umpan darurat jika terjadi kegagalan daya.

Awalnya, digunakan pasir untuk menahan api yang dihasilkan dan mencegah reaksi nuklir tambahan, kemudian reaktor ditutup dengan sarkofagus beton. Meskipun tidak diketahui secara pasti berapa banyak orang yang terkena dampak bencana tersebut, lebih dari lima juta penduduk Ukraina, Rusia, dan Belarus terkena radiasi.

Pekerja Chernobyl adalah pihak yang paling terkena dampak langsung, dengan 28 orang meninggal akibat radiasi dalam waktu kurang dari enam bulan setelah bencana. Lebih dari 600 ribu warga yang berpartisipasi dalam upaya pembersihan diberikan status 'likuidator' yang memberikan mereka hak untuk mendapatkan tunjangan tambahan dari pemerintah.

[Gambas:Youtube]

2. Tumpahan Rig Minyak BP Deepwater Horizon

Pada tahun 2010, gelombang gas metana mengalir melalui pipa bor Deepwater Horizon. Alat pencegah ledakan dipasang untuk menghentikan kecelakaan jenis ini jika terjadi. Namun alat pencegah ledakan gagal bekerja, sehingga gas mencapai platform tempat gas tersebut meledak dan menyebabkan rig terbakar hebat sebelum tenggelam.

Sebelas pekerja tewas pada saat itu. Peristiwa ini juga merupakan insiden tumpahan minyak laut terbesar dalam sejarah, dengan 134 juta galon minyak dilepaskan di lepas pantai Louisiana sebelum ditampung hampir tiga bulan kemudian.

Tumpahan tersebut membunuh satwa liar laut, merusak ekosistem, menghancurkan lapangan kerja di Pantai Teluk yang bergantung pada pariwisata, dan menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan penduduk.

Yang lebih rumit lagi, bahan pendispersi minyak yang digunakan dalam pembersihan juga menyebabkan kerusakan karena menembus rantai makanan.

[Gambas:Youtube]

3. Kontaminasi Asbes Libby, Montana

Vermikulit merupakan mineral alami dengan berbagai kegunaan dalam industri bangunan dan hortikultura. Libby, Montana, di Amerika Serikat, merupakan pusat penambangan vermikulit, yang pernah menyediakan 80% pasokan bahan ini bagi dunia.

Meskipun vermikulit tidak beracun, endapan pertambangan di sekitar Libby mengandung sejumlah besar aktinolit dan tremolit. Keduanya merupakan bentuk asbes yang sangat beracun.

Operasi penambangan pada tahun 1920an hingga 1990an menyebabkan pelepasan asbes dalam jumlah besar yang pada awalnya merugikan pekerja dan penduduk. Yang memperburuk masalah ini adalah penggunaan vermikulit yang ditambang di jalan masuk, taman bermain, dan kebun.

Perusahaan yang memimpin operasi sejak awal tahun 1960an hingga penutupannya diyakini mengetahui dampak buruknya. Kerusakan lingkungan ini juga menyebabkan ratusan orang meninggal karena mesothelioma, kanker ganas yang menyerang paru-paru, lambung, jantung, dan organ lainnya.

Korban yang menderita penyakit ini paling banyak berasal dari kalangan pekerja tambang. Namun, non-pekerja pun mengalami dampak kesehatan yang sama buruknya.

[Gambas:Youtube]

4. Mangkuk Debu

Antara tahun 1930 hingga 1936, beberapa periode kekeringan parah menyebabkan badai debu besar-besaran di seluruh bagian tengah Amerika Serikat. Dampaknya paling terasa di wilayah mulai dari Texas hingga Nebraska.

Selain kekeringan, faktor penyebab terjadinya fenomena yang disebut Dust Bowl yang berarti Mangkuk Debu, antara lain depresi ekonomi, teknik pertanian yang terlalu agresif dan buruk, suhu panas, dan angin kencang. Diperkirakan Dust Bowl membunuh 7.000 orang karena menyebabkan penyakit paru-paru.

Kualitas tanah, air, dan udara rusak parah. Tak terhitung jumlah ternak yang mati karena kelaparan, kehausan dan penyakit, serta jutaan orang kehilangan lahan pertanian, rumah dan mata pencaharian mereka. Lebih dari 2 juta orang pindah dari negara bagian Dataran Tinggi, menciptakan migrasi terbesar dalam sejarah Amerika Serikat.

[Gambas:Youtube]



5. Keracunan Merkuri Minamata

Pada tahun 1932 hingga 1968, pabrik kimia Chisso di Minamata, Jepang, melepaskan metilmerkuri ke dalam air limbah. Air beracun ini mencemari ikan yang dikonsumsi warga sehari-hari.

Kontaminasi tersebut menyebabkan masyarakat menderita keracunan merkuri yang mengakibatkan kerusakan saraf yang kemudian disebut dengan penyakit Minamata. Gejalanya meliputi kelemahan otot, kehilangan koordinasi, gangguan bicara, dan gangguan pendengaran.

Dipercaya bahwa lebih dari 900 kematian disebabkan oleh penyakit Minamata. Hampir 2.300 korban diidentifikasi mengidap penyakit Minamata, dan lebih dari 10.000 orang menerima kompensasi dari perusahaan Chisso.

Jurnalis foto asal Amerika W. Eugene Smith menghabiskan beberapa tahun di Jepang untuk mendokumentasikan para korban Minamata yang akhirnya membuat sebuah buku tentang bencana tersebut.



Simak Video "Update Terbaru Banjir Bandang Palopo"
[Gambas:Video 20detik]
(rns/rns)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat