Kabar merger XL Axiata dan Smartfren semakin santer terdengar. Menanggapi rumor itu Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) menyambut baik bila hal tersebut terjadi karena bakal bikin sehat industri.
Muhammad Danny Buldansyah, Direktor & Chief Business Officer Indosat Ooredoo Hutchison berpendapat kalau punya empat operator dinilai masih terlalu banyak. Menurutnya idelnya punya tiga operator.
"Konsolidasi industri itu masih diperlukan dan kalau dilihat dari komentarnya Menkominfo, kelihatannya Pak Menteri sangat mendukung. Menurut saya IOH mendukung sekali untuk menyehatkan industri," ujarnya saat ditemui di acara buka bersama Indosat, Jakarta, Rabu (3/4/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lebih cepat lebih baik," harapnya.
Danny menerangkan kompetisi di industri telekomunikasi sangat ketat. Kalau ada satu operator mulai perang harga, lainnya akan terprovokasi dan bakal ikut-ikutan.
Walaupun kondisi sekarang lebih baik dari 3-4 tahun lalu, merger operator tetap diperlukan. Kalau tidak dilakukan sekarang bakal bikin susah industri ke depannya.
"Operator telekomunikasi butuh skala. Kita tahu kalau skala Indonesia itu dibagi 4. Dibanding dibagi tiga tentunya jauh lebih sehat dibagi tiga," ujar Danny.
Dengan jumlah operator seluler makin sedikit maka pembagian spektrum bakal lebih adil dan gampang. Dengan adanya pemeratan dalam pembagian spektrum imbasnya bikin penerapan 5G di Indonesia jauh lebih baik.
"Bila jadi tiga, skala per operator akan semakin besar. Maka akan semakin menguntungkan, semakin mudah untuk ekspansi karena biar bagaimanapun untuk 5G ini kan butuh investasi untuk ekspansi ," papar Danny.
Pun begitu, ada tidaknya merger XL Axiata dan Smartfren, pengembangan 5G adalah keniscasaan bagi operator. Hanya saja kapan realisasinya tergantung kesiapan sejumlah aspek, mulai perangkat, aplikasi dan utilitas.
"Jangan sampai menggelar 5G yang sedikit, kan akhirnya rugi," pungkas Danny.
Simak Video "Resmi Diluncurkan di RI, Intip Spesifikasi-Fitur Andalan Realme 12 5G"
[Gambas:Video 20detik]
(afr/fay)