shtandovebg.com

Ilmuwan China "Sulap" Nyamuk Biar Tak Bisa Sebarkan DBD

Aedes mosquito sucking blood
Ilustrasi nyamuk. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Noppharat05081977)

Jakarta -

Para ilmuwan China telah mengembangkan cara yang lebih alami, supaya nyamuk tidak bisa menyebarkan virus dengue. Jadi serangga kecil ini tidak bisa menularkan demam berdarah dengue (DBD) maupun Zika.

Investigasi dilakukan terhadap ribuan nyamuk betina penghisap darah, dan akhirnya mengungkapkan hal menarik. Ternyata nyamuk dari dua habitat tak sama membawa bakteri simbiosis berbeda di usus mereka, yang merupakan organ jaringan pertama terinfeksi virus.

Di antara 55 strain yang diisolasi, sejenis bakteri yang disebut Rosenbergiella_YN46 melimpah di usus nyamuk di daerah Wenshan dan Pu'er. Tapi hasilnya berbeda dengan nyamuk di Xishuangbanna dan Lincang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian para peneliti mengklonisasi strain tersebut di usus dua nyamuk yang biasa menularkan Aedes albopictus dan Aedes aegypti. Nah hewan-hewan itu mempunyai kemungkinan lebih kecil untuk tertular demam berdarah dan Zika.

Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa enzim yang dikeluarkan oleh bakteri, dapat mengubah glukosa menjadi asam glukonat dan dengan cepat mengasamkan usus nyamuk penghisap darah. Lalu virus yang dibawa nyamuk akan dinetralkan dalam lingkungan asam.

ADVERTISEMENT

Nah taktik yang dilakukan ilmuwan China cukup unik. Mereka melakukan percobaan di alam liar, untuk membiakkan 'nyamuk baik' yang tidak menularkan virus.

Mereka menambahkan bakteri Rosenbergiella_YN46 ke dalam air, tempat telur nyamuk diletakkan dan ditetaskan. Hebatnya, kolonisasi usus terbukti berhasil di sebuah lokasi yang terletak di Kabupaten Mengla, Xishuangbanna.

Selain itu, para peneliti juga mencoba strategi lain, yakni menggunakan tanaman. Penulis utama studi sekaligus profesor di departemen ilmu kedokteran dasar di Universitas Tsinghua, Cheng Gong, mengungkapkan telah mengumpulkan sejumlah besar sampel tanaman di Wenshan.

"Memindahkan dan membudidayakan tanaman ini ke area yang terinfeksi dapat mengganggu kemampuan nyamuk untuk membawa dan menularkan virus. Jika tanaman tersebut merupakan tanaman perdu atau herba, bisa ditanam di halaman belakang rumah atau kompleks perumahan," kata Cheng, dilansir dari Tribune, Sabtu (20/4/2024).

Sementara itu, mereka sedang melakukan penelitian di Semenanjung Leizhou di Provinsi Guangdong, yang mana populasi nyamuknya besar tapi tidak menularkan DBD. Para ilmuwan melakukannya, agar bisa menemukan lebih banyak bakteri yang dapat menghambat penyebaran virus yang ditularkan nyamuk.

"Penyebaran Zika dan epidemi ensefalitis B mungkin dapat diatasi jika lebih banyak bakteri dapat ditemukan," kata Cheng.

Ilmuwan bilang, studi ini menunjukkan bahwa penggunaan nyamuk yang berkoloni bakteri, dapat menawarkan strategi biokontrol yang layak untuk mengurangi penularan dan prevalensi virus di alam.



Simak Video "Kata Kemenkes soal Keamanan Program Pengendalian DBD Lewat Wolbachia"
[Gambas:Video 20detik]
(hps/asj)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat