shtandovebg.com

Bapak-Anak Ditangkap di Ukraina, Ternyata Penyebar Ransomware LockBit

Hacker in hoodie dark theme Hacker in a blue hoody standing in front of a coding background with binary streams and information security terms cybersecurity concept
Foto: Getty Images/sarayut Thaneerat

Jakarta -

Kepolisian Ukraina menangkap duo bapak-anak yang terlibat di geng ransomware LockBit. Penangkapan ini dilakukan sebagai bagian dari operasi terhadap gen tersebut yang dipimpin oleh National Crime Agency (NCA) Inggris dan Federal Bureau of Investigation (FBI) milik Amerika Serikat.

Bapak-anak yang namanya tak disebutkan ini ditangkap karena melakukan serangan ransomware terhadap sejumlah perusahaan, badan pemerintahan, dan institusi kesehatan di Prancis.

"Penyelidik melakukan pencarian di rumah si hacker di Ternopil, dan menemukan serta menyita ponsel serta peralatan komputer yang dipakai dalam aktivitas ilegal," sebut Kepolisian Ukraina dalam pernyataannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya, NCA, FBI, Departemen Hukum AS, dan Europol mengakui kalau mereka sedang melakukan operasi bernama Cronos untuk mengacak-acak aktivitas kunci LockBit, salah satu geng penjahat siber paling berbahaya di dunia.

Dalam operasi tersebut AS mendakwa dua orang warga Rusia yang menyebarkan ransomware LockBit ke berbagai perusahaan di banyak negara. Sementara itu kepolisian di Polandia dan Ukraina melakukan dua penangkapan.

ADVERTISEMENT

Dari hasil penangkapan di Ukraina tersebut pihak berwajib menyita lebih dari 200 akun kripto dan 34 server yang dipakai geng tersebut di Belanda, Jerman, Finlandia, Prancis, Swiss, Australia, AS, dan Inggris.

"Langkah ini membuat kami bisa memblokir aktivitas platform hacking utama dan berbagai infrastruktur penting mereka," tambahnya.

Sebelum disita oleh polisi, Lockbit bisa memeras sejumlah korban ransomwarenya secara bersamaan lewat situs mereka. Dalam situs tersebut tertera sejumlah perusahaan dan organisasi yang menjadi korban ransomware, lengkap dengan timer penghitung mundur. Jika timer tersebut sudah mencapai 0 dan korban belum membayar tebusan, LockBit akan menyebar data-data korbannya.

Kepolisian Ukraina mengaku penangkapan ini dilakukan atas permintaan Prancis. Prancis mulai menginvestigasi LockBit sejak 2020 lalu, karena ada lebih dari 200 korban ransomware tersebut, mulai dari rumah sakit, balai kota, hingga berbagai perusahaan di negara tersebut.

Bahkan pada Januari 2022, LockBit mengaku berhasil meretas kementerian hukum Prancis, demikian dikutip dari Reuters, Jumat (23/2/2024).



Simak Video "Janji BSI Jaga Keamanan Data Nasabah usai LockBit Klaim Retas Data"
[Gambas:Video 20detik]
(asj/asj)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat