shtandovebg.com

Dampak Baik-Buruk Starlink Elon Musk Jualan Internet di Indonesia

Starlink, satelit low earth orbit (LEO) milik Elon Musk.
Foto: Agus Tri Haryanto/detikINET

Jakarta -

Selangkah lagi layanan internet satelit berbasis internet Starlink milik Elon Musk akan melayani seluruh masyarakat Indonesia. Ini kelebihan dan keunggulan ketika Starlink masuk ke pasar ritel tanah air.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengungkapkan bahwa Starlink sudah memenuhi izin sebagai penyelenggara layanan Very Small Aperture Terminal (VSAT) dan Internet Service Provider (ISP). Bahkan, dalam waktu dekat akan uji coba di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara sebelum resmi jualan internet.

Executive Director Indonesia Strategic Research, Cecep Hidayat, menilai kehadiran satelit orbit rendah seperti Starlink di industri telekomunikasi membawa dampak positif dan negatif.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dampak positif kehadiran Starlink adalah dapat mempercepat penetrasi jaringan broadband secara global khususnya di daerah terpencil. Sehingga konektifitas suatu daerah terhadap informasi di global akan semakin mudah.

Namun demikian, kehadiran Starlink juga memberikan potensi ancaman keamanan dan kedaulatan suatu negara, termasuk pontensi ancaman akan keamanan dan kedaulatan di Indonesia.

ADVERTISEMENT

Cecep mengungkapkan ada beberapa pertimbangan potensi ancaman dengan masuknya Starlink diantaranya adalah keamanan data dan informasi masyarakat Indonesia yang menjadi pengguna Starlink.

"Sebagai negara yang berdaulat, secara regulasi harusnya pemerintah memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengawasi seluruh perusahaan satelit telekomunikasi yang beroperasi di wilayah udara Indonesia," ujar Cecep dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (26/4/2024).

Sebelum memberikan izin penyelenggaraan jasa telekomunikasi kepada Starlink, Pemerintah Indonesia harus memastikan keamanan data dan informasinya aman serta terlindungi dengan baik, yakni sesuai dengan standar keamanan data yang dimiliki Indonesia.

Cecep menjelaskan bahwa data yang melalui Starlink langsung ditransmisikan ke pusat mereka yang ada di Amerika Serikat. Sebab, data langsung dibawa ke negara lain, maka Pemerintah Indonesia tak bisa memastikan keamanan datanya. Lanjut dosen FISIP Universitas Indonesia itu, karena yuridiksi keamanan data tak ada di Indonesia, membuat potensi ancaman terhadap kedaulatan Indonesia.

"Starlink dan seluruh operator telekomunikasi satelit yang nantinya akan masuk ke Indonesia, harusnya mendapatkan izin dari otoritas yang berwenang. Baik itu Kominfo, otoritas penerbangan di Indonesia maupun otoritas keamanan seperti TNI. Tidak bisa karena tekanan tertentu mengakibatkan operasional satelit asing menerabas regulasi yang berlaku," tutur Cecep.

Cecep berpandangan pemerintah memiliki kebijakan dan prioritas dalam membangun jaringan telekomunikasi nasional.

Jika dalam jangka panjang membutuhkan satelit untuk melayani daerah terpencil, pemerintah dapat memprioritaskan pemenuhan kebutuhan tersebut dari perusahaan swasta nasional. Namun tidak tersedia mungkin dapat mempertimbangkan untuk mulai membuat satelit sendiri atau menggunakan operator satelit dari luar.

"Space awareness yang minim membuat potensi persoalan keamanan dan kedaulatan Indonesia. Dengan Space awareness juga dapat memberikan potensi yang cukup besar untuk dapat memanfaatkan ruang dirgantara Indonesia," tutup Cecep.



Simak Video "Layanan Internet Satelit Elon Musk Starlink Sah Masuk RI "
[Gambas:Video 20detik]
(agt/fay)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat