shtandovebg.com

Deepfake Bikin Orang Tertipu Rp 392 M, Jangan Mudah Percaya!

Di Hong Kong, deep fake berhasil mengelabui seorang pekerja hingga tertipu USD 25 juta atau setara Rp 392 miliar. Kominfo ingatkan pentingnya berhati-hati.
Di Hong Kong, deep fake berhasil mengelabui seorang pekerja hingga tertipu USD 25 juta atau setara Rp 392 miliar. Kominfo ingatkan pentingnya berhati-hati (Foto: Aisyah/detikINET)

Jakarta -

Ancaman deepfake kian nyata. Di Hong Kong, deepfake berhasil mengelabui seorang pekerja hingga tertipu USD 25 juta atau setara Rp 392 miliar. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pun mengingatkan pentingnya menelaah informasi, baik audio maupun video, guna terhindar dari tipuan kecerdasan buatan.

Semuel Abrijani Pangerapan Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo menjelaskan bahwa deepfake merupakan modifikasi yang mengimitasi manusia nyata sehingga menyebabkan orang sulit untuk mengetahui apakah video tersebut benar-benar dihasilkan seseorang atau hanya AI.

"Deepfake sangat luas, dari segi keamanan individu bisa di-blackmail dan kejahatan-kejahatan lainnya. Keamanan di bisnis, deepfake bisa menjadi tool untuk phishing dengan mengimitasi karyawan maupun jajaran eksekutif untuk menipu karyawan lain," ujar Semmy di acara 'Peluncuran Whitepaper VIDA Deepfake Shield' di Jakarta, Selasa (24/4/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, deepfake juga berpotensi menyebabkan pencemaran nama baik dari sebuah perusahaan. Sejauh ini, belum banyak kasus yang menimbulkan kerugian material namun bukan berarti ancamannya bisa diabaikan.

"Sejauh ini di masyarakat belum ada yang melaporkan kerugian material terhadap depfake, tapi saya baca ada di Hong Kong. Terlepas dari ada kasus atau belum, kejahatan siber dan deepfake menghadirkan potensi kerugian individu dan bisnis," katanya.

ADVERTISEMENT

Kesadaran menjadi kunci terutama dalam mencerna suatu audio maupun video. Jika dokumen yang diterima dirasa aneh, bahkan tidak ada kesesuaian, masyarakat diharapkan lebih hati-hati lagi dalam mempercayainya.

"Intonasi harus kita pahami, kalau tidak kita mudah tertipu. Dari video, kita bisa pelajari dulu, jangan-jangan badannya juga jadi berubah," lanjut Semmy.

Terakhir, Semmy mengatakan diperlukan pula best practice keamanan siber. Apalagi, deepfake adalah bentuk baru yang kini kian berkembang. Pelaku industri harus memperbaharui keamanan digital, didukung dengan pemberian informasi yang sesuai untuk masyarakat.



Simak Video "Indonesia Bisa Tekan Kerugian hingga Rp 1,3 Triliun Lewat Edukasi Siber"
[Gambas:Video 20detik]
(ask/fay)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat