shtandovebg.com

Firaun yang Kejar Nabi Musa Mungkin Bukan Ramses II

The Coffin of King Ramses II is on display during an unveiling ceremony in Paris, Monday, April 3, 2023, ahead of an exceptional exhibition running from 7 April to 6 Sept. 2023. (AP Photo/Christophe Ena)
Peti mati Firaun Ramses II (Foto: AP/Christophe Ena)

Jakarta -

Banyak pihak meyakini kalau Firaun yang mengejar Nabi Musa dan tenggelam di Laut Merah adalah Ramses II. Tapi sebagian ilmuwan berpendapat lain.

Hal itu disampaikan Arkeolog Universitas Indonesia (UI) Dr. Ali Akbar, S.S., M.Hum dalam wawancara khusus dengan beberapa waktu lalu. Dia mengatakan lewat pendekatan Arkeologi Al Quran, ayat suci dijadikan petunjuk arkeologi. Salah satunya tentang peradaban Mesir Kuno yang terkait dengan Nabi Musa.

"Firaun itu banyak banget begitu ya. Firaun itu sebutan untuk raja. Siapa nama Firaun pada zaman Nabi Musa? Rata-rata penelitian itu bilang Ramses II yang paling terkenal," kata Ali Akbar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ali Akbar mengatakan mumi Ramses II kini disimpan di Museum Nasional Peradaban Mesir di Kairo. Mumi Ramses II ditemukan tahun 1881 di dekat Luxor dan sampai saat ini terus diteliti ilmuwan.

Pria yang akrab dipanggil Abe ini mengatakan dirinya pun sudah berkunjung dan melihat mumi Firaun Ramses II. Rupanya ada fakta yang menarik, bahwa ternyata sebagian ilmuwan berpendapat Ramses II bukan Firaun yang mati tenggelam di Laut Merah melainkan Merneptah, anak ke-13 Ramses II yang naik menjadi Firaun setelah ayahnya mangkat.

ADVERTISEMENT

"Riset saya menunjukkan Musa dibesarkan oleh Firaun Ramses II perkiraan saya. Nah, sementara yang mengejar dia bukan Ramses II tapi anak Firaun namanya Merneptah. Jadi Nabi Musa itu hidup pada masa dua Firaun," kata Ali Akbar.

Penelitian soal mumi Ramses II kata Ali Akbar menunjukkan dia meninggal dalam usia tua sekitar 90-an tahun. Sementara mumi Merneptah menunjukkan dia meninggal dalam usia lebih muda, sekitar 60-an tahun. Petunjuk lain yang mengarah ke Merneptah adalah prasasti Merneptah Stele yang menceritakan pemberontakan bangsa Israel.

"Saat itu berarti bangsa Israel masih ada di Mesir. Jadi eksodus besar-besaran bangsa Israel kaumnya Nabi Musa itu bukan di masa bapaknya (Ramses II)," ujarnya.

Petunjuk lain kata Ali Akbar adalah kondisi mumi Merneptah. Kondisi muminya lebih putih dari mumi lain dan itu adalah karena garam laut. Itu sebabnya sebagian kalangan berpendapat inilah Firaun yang tenggelam di Laut Merah.

Ilmuwan yang mendukung temuan garam laut ini salah satunya adalah Maurice Bucaille dari Universitas Paris. Sehingga, Bucaille mendukung teori Firaun Merneptah adalah yang mengejar Nabi Musa dan tenggelam di Laut Merah. Namun sebagian ilmuwan lain membantah, karena garam jenis Natron juga dipakai dalam pengawetan mumi.

"Di Museum Kairo kan dijejerin tuh mumi-mumi. Yang lebih putih memang si Merneptah itu. Sehingga sebagian kalangan bilang, oh ini nih yang tenggelam itu, begitu ya," tambahnya.

Ali Akbar juga mengutip Surah Yunus ayat 92 yang menceritakan bahwa sudah ketetapan Allah bahwa jasad Firaun yang mengejar Nabi Musa itu awet. Tujuannya agar bisa menjadi pelajaran di masa depan.

"Maka pada hari ini Kami selamatkan jasadmu agar engkau dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang setelahmu, tetapi kebanyakan manusia tidak mengindahkan tanda-tanda (kekuasaan) Kami." (QS. Yunus Ayat 92)

"Jadi perkiraan saya, Nabi Musa itu hidup di masa Ramses II. Terus, dia kan sempat pindah dulu tuh, pas balik ya dia ketemunya dengan Merneptah itu. Terus kemudian dikejar oleh Merneptah ini dan kemudian tenggelam begitu ya," pungkasnya.

*Artikel ini ditulis oleh Fadhila Khairina Fachri, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di .



Simak Video "Penjelasan Ilmiah Terbelahnya Laut Merah Zaman Nabi Musa"
[Gambas:Video 20detik]
(fay/fay)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat