shtandovebg.com

Banjir Besar Nabi Nuh dan Tenggelamnya Sundaland

Kisah Nabi Nuh AS dan pengikutnya yang mengajarkan banyak pesan moral
Foto: Getty Images/iStockphoto/rudall30

Jakarta -

Peristiwa banjir besar Nabi Nuh bisa dikaitkan dengan peristiwa glasial di akhir Zaman Es. Apakah terkait juga dengan tenggelamnya Sundaland?

Banyak orang mengira banjir besar yang disebutkan dalam kisah Nabi Nuh menenggelamkan seluruh dunia. Tapi tidak demikian dalam pandangan ilmuwan.

Hal itu disampaikan Arkeolog Universitas Indonesia (UI) Dr. Ali Akbar, S.S., M.Hum dalam wawancara khusus dengan beberapa waktu lalu. Dia mengatakan lewat pendekatan Arkeologi Al Quran, ayat suci dijadikan petunjuk arkeologi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kata Ali Akbar, dalam teks Al-Quran tidak ada kalimat yang menunjukkan bahwa banjir Nabi Nuh itu melanda seluruh dunia. Namun ada banjir besar yang menenggelamkan beberapa wilayah di Bumi.

"Memang ada banjir besar tapi nggak sebesar itu begitu ya. Tapi cukuplah untuk menenggelamkan area itu. Dan Nabi Nuh menyelamatkan ya hewan-hewan yang ada di daerah itu saja seperti itu," kata Ali Akbar.

ADVERTISEMENT

Hal ini didukung oleh penemuan geologi yang menunjukkan adanya peristiwa glasiasi atau es mencair di akhir Zaman Es. Ada kenaikan permukaan air laut secara berkala pada area yang terkena banjir besar.

Dalam penelitian ilmuwan, akibat glasiasi di akhir Zaman Es sekitar 11.000 tahun silam, ada sejumlah daratan yang tenggelam di Bumi seperti Sundaland di Indonesia, Sahulland di Australia dan Beringia yang dulu jadi penghubung Siberia dan Alaska. Daerah yang juga diperkirakan tenggelam menurut Ali Akbar adalah Laut Kaspia dan Laut Hitam.

"Kalau yang simulasi komputasi itu butuh banyak sekali air untuk menenggelamkan. Sekarang cukup untuk diprediksi beberapa tempat yang kira-kira kalau airnya nambah, ia akan tenggelam. Ada nominasi-nominasi daerah seperti Laut Hitam, Laut Kaspia, nah itu tuh," tambahnya.

Meskipun Sundaland dan kisah Nabi Nuh sama-sama soal banjir besar dan benua tenggelam, Ali Akbar memastikan Sundaland terlalu jauh dari lokasi Nabi Nuh. Menurut Ali Akbar, lokasi Nabi Nuh disebutkan secara spesifik di dalam Al Quran dalam Surat Hud ayat 44.

Dan difirmankan: "Hai Bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah," dan air pun disurutkan, perintah pun diselesaikan dan bahtera itu pun berlabuh di atas Bukit Judi, dan dikatakan: "Binasalah orang-orang yang zalim." (QS. Hud ayat 44).

"Di Al Quran jelas banget disebut Bukit Judi. Sementara di Injil itu menyebutnya Pegunungan Ararat," kata pria yang akrab dipanggil Abe ini.

Bukit Judi ini yang akhirnya menjadi petunjuk para ilmuwan untuk mencari lokasi kapal Nabi Nuh. Di Turki ada tempat yang namanya Judi. Sementara itu, Pegunungan Ararat juga merupakan barisan pegunungan yang memanjang sampai ke Turki.

"Arkeologi menempatkan kronologinya bahwa Nabi Nuh itu berada di sekitar 20 ribu - 12 ribu tahun lalu," kata dia.

Sejauh ini, kata Ali Akbar, ada sejumlah tim yang mengklaim menemukan jejak menyerupai bahtera Nabi Nuh, misalnya dengan alat-alat geofisika. Namun bagi arkeolog, klaim tersebut belum cukup untuk dianggap sebagai fakta, dan diperlukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan kebenarannya.

"Menurut arkeologi, image atau gambar itu belum bisa jadi bukti arkeologi. Mungkin bagi geologi itu fakta ya, tapi buat arkeologi itu belum. Dia harus dibuka dulu, harus digali," pungkasnya.

*Artikel ini ditulis oleh Fadhila Khairina Fachri, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di .



Simak Video "Saat Ribuan Pekerja Migran Buka Puasa Bersama di Dubai"
[Gambas:Video 20detik]
(fay/fyk)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat