shtandovebg.com

Memangnya Bisa, Bumi Dilubangi Sampai Tembus?

inti Bumi
Memangnya Bisa, Bumi Dilubangi Sampai Tembus? Foto: Express.co.uk

Jakarta -

Lima tahun lalu, ilmuwan membuat model peta interaktif yang bisa menunjukkan di mana kita akan muncul andaikan menggali jalan menembus Bumi.

Sebagian besar jawabannya adalah 'di suatu tempat di lautan'. Tapi kalau dipikir-pikir lagi, apakah mungkin untuk menggali Bumi hingga tembus keluar dari sisi Bumi yang lain?

Berbagai tim ilmuwan telah mencoba menggali ke dalam Bumi sebelumnya. China baru-baru ini mulai menggali lubang sedalam 10.000 meter ke dalam Bumi yang merupakan lubang terdalam yang pernah dilakukan di negara tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan menggali 10 lapisan batuan, tim berharap dapat menemukan batuan dari Zaman Kapur, lapisan yang dikenal sebagai Sistem Kapur yang berusia 145 juta tahun.

Lubang tersebut, meski sangat dalam, bukanlah lubang terdalam yang dibuat manusia di Bumi. Gelar tersebut diberikan kepada Kola Superdeep Borehole di Semenanjung Kola di barat laut Rusia.

ADVERTISEMENT

Proyek tersebut, yang berlangsung dari 24 Mei 1970 hingga setelah runtuhnya Uni Soviet, memperlihatkan cabang lubang terdalam mencapai 12.263 meter di bawah permukaan.

Tim menemukan bahwa bebatuan jauh di bawah Bumi ternyata jauh lebih basah dari yang mereka perkirakan. Sebelum lubang bor ditemukan, para ilmuwan mengira air tidak akan menembus batu sedalam itu.

Mereka juga berharap menemukan lapisan basal di bawah granit benua tersebut, karena lapisan inilah yang ditemukan di kerak samudera. Sebaliknya, mereka menemukan bahwa di bawah granit beku terdapat granit metamorf.

Karena kerak benua seluruhnya terbuat dari granit, hal ini merupakan bukti adanya lempeng tektonik, sebuah teori yang baru mulai diterima ketika mereka mulai menggali lubang bor.

Meskipun kedengarannya cukup dalam, tim Kola Superdeep Borehole dan tim penelitian terbaru di China belum berhasil menembus litosfer (kerak) Bumi untuk mencapai mantel.

Kerak Bumi di daratan bervariasi. Rata-rata tebalnya sekitar 30 kilometer, meski di bawah pegunungan bisa mencapai 100 kilometer. Di bawah lautan, ketebalannya tidak terlalu bervariasi dan tebalnya rata-rata 6-7 kilometer.

Meskipun kerak Bumi yang perlu digali di bawah lautan lebih sedikit, menambahkan faktor-faktor seperti menjaga agar pengeboran tetap stabil membuat prosesnya menjadi sangat rumit .

Seperti dikutip dari IFL Science, jika kita mencoba mengebor Bumi, kemungkinan akan ada komplikasi yang lebih buruk lagi. Masalah utamanya adalah tekanan dan panas tinggi.

Doug Wilson, ahli geofisika dan peneliti di California University, Santa Barbara, mengatakan bahwa untuk setiap kedalaman 3 meter, akan menambah tekanan atmosfer ekstra.

Misalnya, ketika menggali sekitar 6.370 kilometer ke dalam pusat Bumi, tekanan tersebut akan menjadi sangat kuat, tepatnya 1.179.423.669.639.374.797 hektoPascal (hPa), dengan tekanan standar di permukaan laut adalah 1.013 hPa.

Andai ada orang yang nekat melompat ke dalam lubang tersebut, pada tekanan ini udara dan manusia kemungkinan besar akan menjadi superfluid alias meleleh bagaikan sup.

Selain itu, suhu yang akan dihadapi mesin pengeboran mungkin tidak dapat mengatasinya, mengingat inti bagian dalam bersuhu 5.200 derajat Celsius. Wilson berpendapat bahwa pemompaan air secara terus-menerus akan membantu mendinginkan mata bor, tetapi kemungkinan besar tidak berhasil. Ketika kita mencapai inti terluar, hal itu akan seperti mengebor cairan.

Sedangkan inti bagian dalam Bumi akan padat, bukan karena suhu yang lebih rendah tetapi karena tekanan yang kuat. Meskipun peralatan mengebor zaman modern kemungkinan besar telah disempurnakan, kalaupun manusia mampu melewati inti material besi dan nikel ini, mereka akan mendapatkan hadiah berupa keadaan tanpa bobot, ketika massa Bumi menarik manusia secara merata ke segala arah, sebelum melalui upaya kerja keras yang panjang untuk melaluinya hingga kita tembus ke sisi lain Bumi. Apakah mungkin?



Simak Video "Seperti Apa Lingkungan Pada Saat Nabi Adam Hidup?"
[Gambas:Video 20detik]
(rns/afr)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat