shtandovebg.com

Belajar dari Taiwan yang Siap Hadapi Gempa Dahsyat

Gempa bumi terkuat dalam 25 tahun guncang Taiwan, setidaknya sembilan orang meninggal, lebih dari 700 orang terluka, dan 127 orang masih terjebak
Belajar dari Taiwan yang Siap Hadapi Gempa Dahsyat. Foto: BBC World

Jakarta -

Gempa dahsyat yang terjadi di Taiwan pada Rabu (3/4) memperlihatkan sebuah pulau yang sangat siap menghadapi bencana seismik, kata sejumlah ahli.

Sembilan orang dilaporkan tewas dalam insiden ini, meskipun para pejabat Taiwan mengatakan jumlah korban tewas mungkin bertambah dalam beberapa hari mendatang.

Lebih dari 1.000 orang terluka dan sedikitnya 100 orang dikhawatirkan terjebak reruntuhan. Namun mengingat besarnya gempa yang terjadi, berkekuatan 7,4 magnitudo, para ahli seismologi mengatakan tampaknya pulau padat tersebut menangani bencana dengan baik seperti yang diperkirakan dalam laporan awal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para ahli menyebutkan, hal ini bukan suatu kebetulan. Taiwan menggunakan sistem peringatan dini yang kuat dan memiliki peraturan bangunan seismik yang modern, dan penduduknya terbiasa dengan aktivitas seismik yang sering terjadi.

Setelah gempa Chi-Chi yang dahsyat pada tahun 1999, pulau ini meningkatkan sebagian besar infrastrukturnya untuk menghadapi bencana secara signifikan.

ADVERTISEMENT

"Saat itu (gempa Chi-Chi tahun 1999), dua ribu empat ratus orang tewas. Dan kali ini, 'hanya' sembilan orang yang dilaporkan tewas. Sangat signifikan kemajuannya," kata Larry Syu-Heng Lai, ahli geologi dan peneliti pascadoktoral di University of Washington yang tumbuh dan belajar di Taiwan, dikutip dari NBC News.

"Bangunan di Taiwan lebih kuat, fasilitasnya jauh lebih baik. Bisa dibilang kami menganggapnya sangat serius, tapi ini adalah bagian dari kehidupan sehari-hari," ujarnya.

Para ahli mengatakan kota-kota di dunia, contohnya kota-kota di Amerika Serikat (AS) yang terletak di daerah rawan gempa di sepanjang Pantai Barat, telah membuat berbagai tingkat kemajuan dalam mempersiapkan diri menghadapi gempa. Tapi tidak ada yang sebanding dengan upaya yang dilakukan Taiwan.

"Seattle tidak melakukan banyak persiapan, atau Portland, seperti Los Angeles atau San Francisco. Dan tidak ada negara yang melakukan persiapan sebanyak yang dilakukan Taipei," kata Harold Tobin, direktur Pacific Northwest Seismic Network dan profesor di University of Washington.

Pejabat dan peneliti di Taiwan masih mengevaluasi karakteristik, dampak, dan korban gempa tersebut. Pembelajaran yang mereka peroleh dapat menjadi acuan bagi para ilmuwan dan pemimpin politik negara lain untuk mengukur bagaimana kondisi bangunan dan komunitas di sini.

"Peristiwa ini selalu memberi kami informasi untuk mengevaluasi seberapa baik kinerja kami di California," kata John Wallace, profesor teknik sipil dan lingkungan di University of California, Los Angeles.

Gempa Taiwan: TV beterbangan, lantai enam apartemen sekarang menjadi lantai satuGempa Taiwan: TV beterbangan, lantai enam apartemen sekarang menjadi lantai satu. Foto: BBC World

Bangunan tahan gempa

Dalam tinjauan terhadap gambar dan laporan awal dari Taiwan setelah gempa bumi, Wallace mengatakan tampaknya sebagian besar kerusakan terjadi pada bangunan beton tua yang tingginya lima hingga 10 lantai dan memiliki lantai pertama dengan ruang komersial terbuka.

Banyak dari bangunan tersebut berada di sudut jalan yang membuat bangunan dapat terkena gaya puntir yang dapat memperparah kerusakan. "Ini memusatkan kerusakan pada lantai pertama," kata Wallace.

Dia menambahkan bahwa bangunan-bangunan beton yang lebih tua diperkirakan akan tahan terhadap gempa dan menjadi target retrofit di Taiwan dan AS. Sementara itu, gedung-gedung tinggi di Taiwan, yang memiliki tingkat teknik lebih tinggi, tampaknya memiliki kinerja yang mengagumkan seperti yang diharapkan.

Ini termasuk Taipei 101, menara tertinggi di pulau itu, yang dilengkapi dengan bola baja seberat 660 metrik ton yang digantung dengan kabel di lantai atasnya, merupakan sebuah sistem yang dirancang untuk meredam pergerakan akibat angin kencang dan gempa.

"Jika apa yang terjadi memang benar, mengingat besarnya gempa dan kedekatannya dengan daratan, secara keseluruhan penanganan gempa tersebut cukup berhasil di sana. Walaupun demikian saya benci mengatakan hal itu karena tetap ada korban jiwa," kata Tobin.

Gempa bumi mengakibatkan kerusakan cukup parah di Taiwan. Tidak hanya gedung, gempa juga merusak jalan hingga jembatan. Ini penampakannya.Gempa bumi mengakibatkan kerusakan cukup parah di Taiwan. Tidak hanya gedung, gempa juga merusak jalan hingga jembatan. Ini penampakannya. Foto: AFP via Getty Images/SAM YEH

Bangkit karena gempa Chi-Chi

Hampir 25 tahun yang lalu, gempa Chi-Chi berkekuatan 7,7 magnitudo mendorong Taiwan melakukan berbagai persiapan yang lebih baik.

Syu-Heng Lai berusia 11 tahun ketika gempa terjadi dan masih ingat bagaimana gempa mengguncangnya di apartemen keluarganya di Taipei dan hampir membuatnya terlempar dari tempat tidur.

Setelah itu, dia menyaksikan pulau tempatnya tinggal perlahan bertransformasi untuk memitigasi risiko dengan lebih baik. Di sekolah, ada penekanan dan pelatihan baru tentang keselamatan gempa. Dan selama dekade berikutnya, para pemimpin politik di wilayah tersebut menerapkan peraturan baru untuk standar bangunan, mengklasifikasi ulang zona seismik dan menetapkan pusat komando darurat di daerah pedesaan, kata Syu-Heng Lai.

Wallace terbang ke Taiwan seminggu setelah gempa Chi-Chi dan membantu memeriksa jembatan setelah gempa. Pada tahun-tahun berikutnya, katanya, pulau tersebut memulai dengan mengevaluasi dan memperbaiki gedung-gedung sekolah, kemudian beralih ke gedung-gedung tertua yang paling berisiko runtuh.

Inisiatif ini mirip dengan inisiatif yang dilakukan di California Selatan. "Kami pada dasarnya melakukan hal yang sama," kata Wallace.

Namun, ia menambahkan bahwa menurutnya Taiwan bergerak lebih cepat karena gempa yang lebih sering terjadi dan lebih kecil menjadikan masalah ini sebagai perhatian utama.

Sistem peringatan dini Taiwan yang canggih juga merupakan bagian penting dari infrastruktur keselamatannya. Sistem ini bergantung pada jaringan instrumen seismik di seluruh pulau. Ketika gempa besar terjadi, sistem akan mengirimkan pesan ke telepon orang-orang dan secara otomatis memotong acara TV untuk menampilkan peringatan kepada warga.

Sejumlah video di media sosial menunjukkan tayangan TV dari program berita Taiwan yang menampilkan peringatan di layar sebelum guncangan dimulai. "Di Taiwan, ada kemampuan peringatan yang lebih komprehensif," kata Tobin.

Sistem di Taiwan maupun AS bekerja dengan mendeteksi 'gelombang P' dari gempa dan menghitung kekuatannya sebelum mengirimkan peringatan melalui jaringan internet.

"Gempa mengirimkan gelombang yang berbeda, riak di kolam, dari pusat gempa. Riak yang menyebar paling cepat bukanlah yang merusak, melainkan pertanda," kata Tobin.

Syu-Heng Lai mengatakan kemajuan Taiwan dalam keselamatan gempa tidak terjadi secara instan, melainkan bertahap dan memerlukan pendidikan masyarakat serta kepercayaan pada pemerintah, serta ilmuwan.

"Kami membutuhkan waktu 25 tahun untuk mencapai titik ini," katanya.



Simak Video "Ngeri! 25 Orang Sempat Terjebak di Gedung Miring Akibat Gempa Taiwan"
[Gambas:Video 20detik]
(rns/rns)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat