shtandovebg.com

Pria Rp 963 Triliun Makan Santai di Kaki Lima, Dikenal Sederhana

Jensen Huang
Jensen Huang, CEO Nvidia, makan di kaki lima. Foto: Facebook

Jakarta -

Jensen Huang adalah salah satu orang terkaya di dunia. Pria kelahiran Taiwan yang bermigrasi ke Amerika Serikat ini, adalah pendiri raksasa chip, Nvidia. Dia dikenal bergaya hidup sederhana, setidaknya di hadapan publik, dan penuh perjuangan dalam menggapai keberhasilan.

Pria berusia 60 tahun itu kekayaannya ditaksir sekitar USD 60 miliar, atau di kisaran Rp 936 triliun, meningkat jauh dari tahun silam. Nvidia belakangan memang semakin moncer, di mana chip AI atau kecerdasan buatan mereka kian diminati.

Huang sempat bikin heboh saat berkunjung ke negara tetangga akhir tahun 2023 lalu, di mana dia kepergok makan di kaki lima pinggir jalan. Dalam kunjungan ke Hanoi, Jensen menyempatkan diri menikmati street food. Dikutip dari Yahoo News, dia mengenakan pakaian kasual, memadukan kaos dan jeans warna hitam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sebuah kedai kaki lima bersama pengunjung yang ramai, Jensen menikmati beberapa hidangan khas lokal, termasuk bekicot, pho, dan minuman kopi telur yang terkenal di negara tetangga itu.

Hoang Anh Tuan, diplomat yang menemani Huang, mengungkapkan kekagumannya. "Dia mengabaikan pesta dinner mewah di hotel dan restoran kelas atas. Jensen memilih makanan kaki lima dengan rasa dan pengalaman yang memang sulit ditemukan di mana pun," tulisnya.

ADVERTISEMENT

Selain makan di kaki lima, Jensen juga bertemu komunitas game lokal, bahkan memberi uang untuk hadiah di event esports. Sebelumnya, Jensen bertemu PM Vietnam, Pham Minh Chinh. Ia juga berjumpa para bos teknologi lokal untuk mendiskusikan kerja sama di industri semikonduktor.

Nvidia telah berinvestasi senilai USD 250 juta di Vietnam. Pemerintah Vietnam menyatakan bahwa Nvidia ingin meningkatkan kehadirannya di negara itu dalam rangka memperkuat industri semikonduktor.

Migrasi ke Amerika Serikat

Lahir sebagai Jen-hsun Huang di Taipei tahun 1963, Jensen menghabiskan sebagian masa kecilnya di Taiwan dan Thailand. Di 1973, orang tua Huang mengirim anak-anaknya ke kerabatnya di AS karena kerusuhan sosial di sana, sebelum mereka sendiri pindah.

Bibi dan paman Huang yang saat itu migran baru di Washington, mengirim Jensen dan saudara laki-lakinya ke Oneida Baptist Institute di Kentucky yang keras. "Dan anak-anak itu sangat tangguh. Mereka semua punya pisau saku dan ketika mereka berkelahi, itu tidak bagus. Anak-anak terluka," kisah Jensen.

Siswa di sekolah juga harus bekerja dan tugas Huang adalah membersihkan kamar mandi. "Akhir dari ceritanya adalah saya menyukai saat saya berada di sana. Kami bekerja sangat keras, kami belajar sangat keras, dan anak-anak sangat tangguh," papar Jensen.

Mendirikan Nvidia

Huang dan saudaranya akhirnya pindah ke Oregon di mana mereka bergabung kembali dengan keluarganya. Saat masih siswa sekolah menengah di Beaverton, ia juara tenis meja junior peringkat nasional, Jensen kuliah di Oregon State University dan memegang gelar Master di bidang teknik elektro dari Stanford.

Huang bertemu Lori Mills rekan labnya di tahun pertama kuliahnya, yang menjadi istrinya lima tahun kemudian. Mereka memiliki dua anak.

"Saya menikmati komputer saat tumbuh dewasa, namun OSU membuka mata saya terhadap keajaiban di balik komputer," katanya.

Huang lulus tahun 1984, tahun yang sama ketika komputer Mac pertama dirilis, membawa era baru dalam komputasi personal. Setelah lulus, Huang bekerja di perusahaan chip LSI Logic dan Advanced Micro Devices dalam berbagai peran, menurut biografinya di situs Nvidia.

Ia mendirikan Nvidia tahun 1993 setelah keluar dari LSI Logic. Nvidia didirikan di restoran Denny's tempat dia bertemu dengan dua temannya, Chris Malachowsky dan Curtis Priem. Ketiganya bertanya-tanya apakah memulai sebuah perusahaan grafis adalah ide yang bagus.

"Kami bertukar pikiran dan berfantasi tentang perusahaan seperti apa itu dan dunia yang bisa kami bantu. Itu menyenangkan," kata Huang. Denny's juga merupakan tempat Huang bekerja paruh waktu ketika dia masih mahasiswa. Di sana, dia belajar bagaimana menjadi lebih terbuka.

"Saya adalah murid yang sangat baik dan selalu fokus dan bersemangat. Namun saya sangat tertutup. Saya sangat pemalu. Satu-satunya pengalaman yang menarik saya keluar dari cangkang saya adalah menunggu meja di Denny's. Saya merasa ngeri dengan kemungkinan harus berbicara dengan orang-orang," katanya.

Huang berusia 60 tahun, beberapa tahun lebih tua dari Bill Gates dan Jeff Bezos ketika mereka meninggalkan operasi sehari-hari pada usia masing-masing 52 dan 57 tahun. Namun dia belum mau berhenti. "Tidak ada yang lebih menyenangkan bagi saya selain membangun perusahaan sekali dalam satu generasi dengan semua teman saya di sini. Saya tidak bisa membayangkan ingin melakukan hal lain selain itu," ujarnya.



Simak Video "Saham Nvidia Melonjak 16,4%, Lampaui Amazon-Alphabet"
[Gambas:Video 20detik]
(fyk/fyk)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat