shtandovebg.com

Netflix Makin Tajir Karena Galak soal Pengguna Sharing Password

Netflix
Foto: Unsplash/Reddgio

Jakarta -

Aturan Netflix yang tegas mencegah berbagi password memang tidak menyenangkan bagi para pengguna. Namun bagi raksasa streaming tersebut langkah berisiko ini membuatnya kaya.

Dalam tiga bulan pertama tahun 2024, Netflix menambah 9,3 juta pelanggan baru, sehingga total basis pelanggannya kini mencapai hampir 270 juta.

Dan dengan bertambahnya basis pelanggan dan meningkatnya harga berlangganan, hal ini telah memberikan perusahaan laba kuartalan lebih dari USD 2,3 miliar (Rp 37 triliun) naik dari USD 1,3 miliar (Rp 21 triliun) pada tahun 2023.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meskipun ada kenaikan harga, Netflix mengungkapkan bahwa pertumbuhan pelanggan dari tahun ke tahun merupakan yang tertinggi dalam 12 bulan terakhir.

Dalam tiga bulan pertama tahun ini, pertumbuhan pelanggan naik menjadi 16% dibandingkan dengan tahun lalu di angka 4,9%.

ADVERTISEMENT

Mencegah Berbagi Password

Sebagian besar pertumbuhan ini kemungkinan disebabkan oleh tindakan galak Netflix baru-baru ini yang mencegah pengguna berbagi password. Untuk diketahui, banyak pengguna Netflix yang menikmati layanan tersebut menggunakan akun milik orang lain.

Setelah investor dikejutkan oleh laporan kerugian bersih Netflix pada tahun 2020, perusahaan tersebut menerapkan sistem pembagian berbayar.

Ketimbang berbagi akun dengan teman, pengguna rumahan kini harus membayar biaya agar orang lain dapat menggunakan akun mereka.

Dengan melihat alamat IP dan lokasi perangkat, Netflix mengecek apakah pengguna tersebut bagian dari rumah tangga yang membayar akun tersebut.

Jika layanan mendeteksi apa yang diyakini sebagai sharing password alias berbagi kata sandi, perangkat akan diblokir dan pengguna diberikan opsi untuk membuat akun sendiri.

Awalnya, seperti dikutip dari Daily Mail, langkah tegas Netflix dianggap sebagai pertaruhan oleh sebagian orang karena bisa saja pelanggan tidak senang dan kabur. Namun, keputusan ini tampaknya membuahkan hasil yang manis bagi Netflix.

Pada akhir tahun lalu, Netflix menambah 13 juta pelanggan baru sehingga totalnya menjadi 260,28 juta. Namun, Netflix justru menghubungkan keberhasilannya dengan meningkatnya konten drama berkualitas yang menarik minat penonton.

Netflix menyebut kesuksesan terbesarnya mencakup Society of the Snow dengan 98,5 juta penayangan, Fool Me Once dengan 98,2 juta penayangan, dan Griselda dengan 66,4 juta penayangan.

Saat ini, Netflix mempertahankan posisi teratas sebagai layanan streaming terpopuler di dunia, mengungguli Amazon Prime Video yang memiliki 220 juta pelanggan di secara global.

Pertumbuhan ini terjadi karena Netflix telah melakukan beberapa perubahan dalam menentukan harga langganannya. Di Indonesia, harga berlangganan Netflix saat ini mulai dari Rp 65 ribu per bulan untuk paket Basic, Rp 120 ribu per bulan untuk paket Standar, dan Rp 186 ribu per bulan untuk paket Premium.

Investor Khawatir

Rupanya ini akan menjadi kali terakhir Netflix memberikan informasi tentang pertumbuhan jumlah pelanggannya. Netflix mengumumkan akan berhenti melaporkan jumlah pelanggan mulai kuartal pertama tahun 2025.

"Pada masa-masa awal kami, ketika kami hanya mempunyai sedikit pendapatan atau keuntungan, pertumbuhan keanggotaan merupakan indikator kuat dari potensi masa depan kami. Tetapi sekarang kami menghasilkan keuntungan yang sangat besar dan arus kas bebas," kata Netflix.

Sebagai penjelasan atas keputusan tersebut, mereka juga menyebutkan sumber pendapatan barunya, yakni termasuk penambahan akun berbagi berbayar dan tingkat langganan yang berbeda.

Laporan ini juga menyebut Netflix memperkaya kontennya sehingga menjadi lebih variatif, termasuk pada perluasan di bidang-bidang seperti game dan olahraga. Keputusan ini, menurut Netflix, berhasil menggaet pelanggan lama betah, dan menarik minta pelanggan baru.

Di sisi lain, pengumuman tersebut menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor yang melihat hal itu sebagai pertanda pertumbuhan pelanggan kemungkinan akan melambat.

Para investor tampaknya berkaca dari perusahaan induk Facebook, Meta, dan X/Twitter. Keduanya berhenti melaporkan angka pelanggan karena pertumbuhan mereka melambat.

"Keputusan untuk tidak lagi mengungkapkan pertumbuhan pelanggan triwulanan mulai tahun depan tidak akan berjalan dengan baik," kata analis teknologi dan media, Paolo Pescatore dari PP Foresight.

"Kuartal berikutnya mungkin akan menjadi tantangan karena faktor musim yang biasanya berkinerja buruk dibandingkan dengan wilayah lain karena masyarakat menghabiskan lebih banyak waktu di luar rumah," prediksinya.

Segera setelah pengumuman tersebut, harga saham Netflix turun hampir 5%. Namun, harga sahamnya masih naik 30% sejak awal tahun, mendekati puncak tahun 2021.



Simak Video "Netflix Targetkan 50 Film Indonesia Masuk Platform Tahun Ini, Kurasinya?"
[Gambas:Video 20detik]
(rns/rns)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat